By : @aiyaselvia
Pada
kamis pagi aku secara tidak sengaja menyerempet
kaca spion mobil Jass merah yang parkir di khawasan kampus ku. Seketika
itu pula alaram dari mobil tersebut berbunyi cukup nyaring. Saat sadar aku
langsung mengerem motorku. Dan menunggu siapa yang akan datang menghampiri
mobil yang ku serempet ini. Betapa takut
sekaligus gundah hatiku, saat alaram belum berhenti berbunyi berbagai,
pemikiran buruk hingap di kepala ku, mungkin seorang bapak-bapak datang dan
memarahi ku, atau malah seorang ibu-ibu dengan perawakan kasar, rasa malu
tiba-tiba menghingapi ku, apalagi banyak orang yang melihat ke sekitar situ
dikarenakan suara alaram keras yang berbunyi.
Tapi
bagaimanapun aku harus bertanggung
jawab, ku hitung barapa kiranya jumlah uang yang yang akan ku keluarkan untuk
menganti kerusakanya. Mungkin untuk orang berduit itu hal sangat sepele, namun
untuk mahasiswi seperti aku, tentu uang tersebut sangat besar, dan mungin untuk
bulan ini aku harus berhemat ketat untuk pengeluaran ku. Alaram yang kudengar
pun telah berhenti, aku masih menunggu seseorang yang datang menghampiri mobil
itu, meminta maaf dan jika harus menganti rugi aku pun siap.
Tidak lama setelah alaram berhenti ada sesosok pemuda, berjalan pelan
mengenakan hem batik dan celana jeans biru lengkap dengan sepatu, ia menghampiri
mobil itu dan menekan kunci di tangannya, sehingga terdengar sebuah bunyi yang
tidak asing bagiku. Ketika ia langsung masuk ke mobilnya, dengan sekuat tenaga
aku menyeret motorku mendekati pintu mobilnya, aku sampaikan permintaan maaf ku
padanya dengan hati yang gundah, pemuda itu tersenyum menatap ku yang masih
memakai helem lengkap dengan slayer yang terpajang di wajahku, khas seorang
mahasiswa yang akan datang menyambangi kampusnya.
Dengan
tatapan hangat, dan senyum yang masih melekat di wajah nya lalu menoleh pada
bagian yang ku serempet dia berucap “tidak apa-apa mbak, ia tidak apa-apa”.
Terharu sekali aku mendengar ucapannya, aku langsung pamit padanya, karena
sudah tiba waktunya aku harus ujian. Dengan wajah heran dan perasaan riang, aku
megucapkan terimakasih padanya.
Ketika
menuju ruang kelas, aku
tersentuh oleh kebaikannya, hatiku merasa kagum yang luar biasa, masih ada
pemuda yang baik hatinya. Sikap santun dan sopan dengan pandangannya yang
meneduhkan jiwa, membuat qalbu ku bergetar. Semoga aku dapt memiliki
sikap seperti pemuda yang ku temui itu. Dengan seulas senyum yang menghiasi
wajah ku aku mantapkan langkahku menuju ruangan, dan tak lupa berdoa semoga
Allah SWT membalas kebaikan pemuda tadi, dengan balasan yang setimpal.
Aamiin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar