Devinisi
William James (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh. Senada dengan William James, Goleman 1999 (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan, Kleinginna & Kleinginna (dalam DR. Nyayu Khodijah) mencatat ada 92 definisi yang berbeda tentang emosi., Namun disepakati bahwa keadaan emosional adalah suatu reaksi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta dibarengi dengan perasaan yang kuat.
William James (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh. Senada dengan William James, Goleman 1999 (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan, Kleinginna & Kleinginna (dalam DR. Nyayu Khodijah) mencatat ada 92 definisi yang berbeda tentang emosi., Namun disepakati bahwa keadaan emosional adalah suatu reaksi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta dibarengi dengan perasaan yang kuat.
Walgito, 1997 (dalam DR. Nyayu Khodijah), mengemukakan tiga teori emosi, yaitu :
1.
Teori Sentral,
Menurut
teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh
individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami
perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya.
Contohnya:
orang menangis karena merasa sedih
2.
Teori Periferal
Teori
ini dikemukakan oleh seorang ahli berasal dari Amerika Serikat bernama William
James (1842-1910). Menurut teori ini justru sebaliknya, gejala-gejala
kejasmanian bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu,
tetapi malahan emosi yang dialami oleh individu merupakan akibat dari
gejala-gejala kejasmanian.
Menurut
teori ini, orang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya ia susah karena
menangis.
3.
Teori Kepribadian
Menurut
teori ini, emosi ini merupakan suatu aktifitas pribadi, dimana pribadi ini
tidak dapat dipisah-pisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi
yang terpisah. Karena itu, maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan
kejasmanian. Misalnya apa yang dikemukakan oleh J. Linchoten.
Fungsi Emosi
Bagi manusia, emosi tidak hanya berfungsi untuk Survival
atau sekedar untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan. Akan tetapi, emosi
juga berfungsi sebagai Energizer atau pembangkit energi yang memberikan
kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan Messenger
atau pembawa pesan (Martin dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006).
Survival, yaitu sebagai sarana untuk mempertahankan hidup.
Emosi memberikan kekuatan pada manusia untuk membeda dan mempertahankan diri
terhadap adanya gangguan atau rintangan. Adanya perasaan cinta, sayang,
cemburu, marah, atau benci, membuat manusia dapat menikmati hidup dalam
kebersamaan dengan manusia lain.
Energizer, yaitu sebagai pembangkit energi. Emosi dapat
memberikan kita semangat dalam bekerja bahkan juga semangat untuk hidup.
Contohnya : perasaan cinta dan sayang. Namun, emosi juga dapat memberikan
dampak negatif yang membuat kita merasakan hari-hari yang suram dan nyaris
tidak ada semangat untuk hidup. Contohnya : perasaan sedih dan benci.
Messenger, yaitu sebagai pembawa pesan. Emosi memberitahu kita bagaimana keadaan orang-orang yang berada disekitar kita, terutama orang-orang yang kita cintai dan sayangi, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebut. Bayangkan jika tidak ada emosi, kita tidak tahu bahwa disekitar kita ada orang yang sedih karena sesuatu hal yang terjadi dalam keadaan seperti itu mungkin kita akan tertawa-tawa bahagia sehingga membuat seseorang yang sedang bersedih merasa bahwa kita bersikap empati terhadapnya.
Messenger, yaitu sebagai pembawa pesan. Emosi memberitahu kita bagaimana keadaan orang-orang yang berada disekitar kita, terutama orang-orang yang kita cintai dan sayangi, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebut. Bayangkan jika tidak ada emosi, kita tidak tahu bahwa disekitar kita ada orang yang sedih karena sesuatu hal yang terjadi dalam keadaan seperti itu mungkin kita akan tertawa-tawa bahagia sehingga membuat seseorang yang sedang bersedih merasa bahwa kita bersikap empati terhadapnya.
Jenis dan Pengelompokkan Emosi
Secara garis besar emosi manusia
dibedakan dalam dua bagian yaitu Emosi positif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan
positif pada orang yang mengalaminya, diataranya adalah cinta, sayang, senang, gembira,
kagum dan sebagainya.
Emosi
negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan
negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci,
takut dan sebagainya. Sedangkan emosi
yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang
lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau
bahkan menghentikannya sama sekali. Oleh karena itu, pembelajaran yang berhasil
haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar. Untuk
menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan
dengan penciptaan kegembiraan belajar.
Menurut
Meier, 2002 (dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006) kegembiraan belajar seringkali
merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi.
Kegembiraan bukan berarti menciptakan suasana kelas yang ribut dan penuh
hura-hura. Akan tetapi, kegembiraan berarti bangkitnya pemahaman dan nilai yang
membahagiakan pada diri si pembelajar. Selain itu, dapat juga dilakukan
pengembangan kecerdasan emosi pada siswa. Kecerdasan emosi merupakan kemampuan
seseorang dalam mengelola emosinya secara sehat terutama dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar