Kamis, 04 Juli 2013

Pemuda Yang Baik Hatinya

By : @aiyaselvia 


Pada kamis pagi aku secara tidak sengaja menyerempet  kaca spion mobil Jass merah yang parkir di khawasan kampus ku. Seketika itu pula alaram dari mobil tersebut berbunyi cukup nyaring. Saat sadar aku langsung mengerem motorku. Dan menunggu siapa yang akan datang menghampiri mobil yang ku serempet  ini. Betapa takut sekaligus gundah hatiku, saat alaram belum berhenti berbunyi berbagai, pemikiran buruk hingap di kepala ku, mungkin seorang bapak-bapak datang dan memarahi ku, atau malah seorang ibu-ibu dengan perawakan kasar, rasa malu tiba-tiba menghingapi ku, apalagi banyak orang yang melihat ke sekitar situ dikarenakan suara alaram keras yang berbunyi. 
 
Tapi bagaimanapun  aku harus bertanggung jawab, ku hitung barapa kiranya jumlah uang yang yang akan ku keluarkan untuk menganti kerusakanya. Mungkin untuk orang berduit itu hal sangat sepele, namun untuk mahasiswi seperti aku, tentu uang tersebut sangat besar, dan mungin untuk bulan ini aku harus berhemat ketat untuk pengeluaran ku. Alaram yang kudengar pun telah berhenti, aku masih menunggu seseorang yang datang menghampiri mobil itu, meminta maaf dan jika harus menganti rugi aku pun siap.
 
 Tidak lama setelah alaram berhenti ada sesosok pemuda, berjalan pelan mengenakan hem batik dan celana jeans biru lengkap dengan sepatu, ia menghampiri mobil itu dan menekan kunci di tangannya, sehingga terdengar sebuah bunyi yang tidak asing bagiku. Ketika ia langsung masuk ke mobilnya, dengan sekuat tenaga aku menyeret motorku mendekati pintu mobilnya, aku sampaikan permintaan maaf ku padanya dengan hati yang gundah, pemuda itu tersenyum menatap ku yang masih memakai helem lengkap dengan slayer yang terpajang di wajahku, khas seorang mahasiswa yang akan datang menyambangi kampusnya.
 
Dengan tatapan hangat, dan senyum yang masih melekat di wajah nya lalu menoleh pada bagian yang ku serempet dia berucap “tidak apa-apa mbak, ia tidak apa-apa”. Terharu sekali aku mendengar ucapannya, aku langsung pamit padanya, karena sudah tiba waktunya aku harus ujian. Dengan wajah heran dan perasaan riang, aku megucapkan terimakasih padanya. 
 
Ketika menuju ruang kelas, aku tersentuh oleh kebaikannya, hatiku merasa kagum yang luar biasa, masih ada pemuda yang baik hatinya. Sikap santun dan sopan dengan pandangannya yang meneduhkan jiwa, membuat qalbu ku bergetar. Semoga aku dapt memiliki sikap seperti pemuda yang ku temui itu. Dengan seulas senyum yang menghiasi wajah ku aku mantapkan langkahku menuju ruangan, dan tak lupa berdoa semoga Allah SWT membalas kebaikan pemuda tadi, dengan balasan yang setimpal.
 
Aamiin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar